sumber : jalanjuangdakwah.blogspot.com |
Kegiatan
memimpin pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen. Kita ketahui
bersama bahwa fungsi-fungsi manajemen itu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Semua fungsi-fungsi ini jelas bagi seorang pemimpin wajib dipahami dan
dilaksanakan. Hal ini merupakan sudah suatu proses jika dalam melaksanakan
proses manajemen atau memimpin semua alur kegiatan ini mesti dilaksanakan.
Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana tingkat kinerja seorang pemimpin
dalam mengelola organisasi. Tak kalah pentingnya dalam dunia pendidikan, fungsi-fungsi
manajemen perlu dipahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Dimulai
dari aspek perencanaan. Penyelenggaraan pendidikan agar terarah semestinya harus
direncanakan dengan matang, perlu dipertimbangkan apa, bagaimana, kenapa, kapan
dan untuk siapa pendidikan dilaksanakan. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti
akan lebih jelas tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan
yang matang akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dengan perencanaan yang baik
maka kecenderungan faktor-faktor penghambat akan terantisipasi sedini
mungkin. Seorang pemimpin kependidikan
yang baik, tentunya tahu apa yang seharusnya dilakukan dalam melaksanakan
pendidikan, kemudian bagaimana pendidikan itu semestinya dilaksanakan, kenapa pendidikan itu dilaksanakan.
Ketika
sudah tahu jawaban “kenapa”, “oleh siapa”, “kapan”, “dimana” pelaksanaan
pendidikan maka tindakan selanjutnya bagaimana merancang sistem kerjanya.
Apabila semua pertanyaan –pertanyaan perencaan sudah relatif terjawab, maka
dibutuhkan pengorganisasian.
Fungsi
pengorganisasian merupakan langkah ke dua yang harus dilakukan oleh pemimpin
kependidikan, tujuannya adalah untuk mengorganisir tatanan kebutuhan dalam
pelaksanaan butir-butir perencanaan. Dalam proses pengorganisasian, seorang
pemimpin mesti pintar dalam memilih dan memilah personal dengan tugasnya.
Jangan sampai memberikan tugas kepada bukan yang ahlinya.
Suatu
kecelakaan jika seorang pemimpin salah memilih dan menempatkan orang dalam
melaksanakan tugas fungsi manajemen.
Kewajiban pemimpin dalam fungsi pengorganisasian adalah memberikan tugas
pokok dan fungsi kepada rekan kerjanya. Hal ini untuk memudahkan mereka dalam
melaksanakan tugas dan fungsi kerjanya. Maka dari itu seorang pemimpin harus
tahu rincian kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Setelah rincian kerja sudah tertata dan tersusun
dengan baik, kemudian pimpinan mensosialisasikannya kepada staf/partner
kerjanya dengan tujuan para staf/partner kerja memahami akan tugas dan
fungsinya sebagai staf.
Proses
pemberian atau sosialisasi terhadap tugas dan fungsi kerja dilakukan sekaligus
dengan memberikan pengarahan. Tugas
pimpinan kependidikan harus mampu mengarahkan para stafnya/partner kerjanya
dengan tujuan agar para staf/partner kerja tidak melenceng dari tugas dan
fungsinya sebagai pegawai.
Dalam
pelaksanaan pengarahan semestinya pimpinan jangan berlaga seperti menggurui,
pada dasarnya kecenderungan orang tidak suka digurui, apalagi kalau bawahannya
itu lebih tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara
mengajak diskusi dan tukar pikiran terhadap pengawai yang memang perlu
pengarahan sehingga dengan demikian mereka akan merasa senang dan mau untuk
melakukan perubahan atas tugas dan fungsinya yang diberikan. Arahan-arahan yang
dilakukan oleh pimpinan terhadap para partner kerjanya akan ditinjau melalui
cara pengendalian.
Pengendalian
ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan manajemen agar semua pekerjaan tidak
menjalar ke mana keluar dari rel yang telah ditetapkan. Fungsi pengendalian ini penting, hal ini
untuk mengukur sejauhmana tindakan para staf/partner kerja dalam melaksanakan
proses pendidikan.
Untuk
menjalankan sistem pendidikan dalam dunia pendidikan seorang pemimpin bukan
hanya memahami dan mengerti serta mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen, tetapi ada hal yang lebih penting yang harus dimiliki oleh seorang
pimpinan kependidikan dalam melaksanakan tugasnya guna mengefektifkan proses
pendidikan yaitu sifat kepemimpinan. Salah satu dari indikator tersebut adalah
sebagai berikut.
1.
Pimpinan harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup.
Pimpinan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
cukup diharapkan akan mampu untuk mengendalikan manajemen kependidikan. Semakin
besar kemampuan dan pengetahuannya terhadap kependidikan maka pengaruhnya akan
semakin kuat.
2.
Harus memiliki
keistimewaan yang lebih daripada orang lain.
Dengan keistimewaan seorang pemimpin kependidikan akan
memiliki daya beda sehingga dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan diharapkan
memberikan warna beda.
3.
Mempunyai
kharisma dan kewibawaan
House berpendapat bahwa
seorang pemimpin karismatik
mempunyai dampak yang dalam terhadap anggota organisasi, mereka merasakan bahwa
keyakinan-keyakinan pemimpin tersebut adalah benar. Mereka menerima pemimpin
tersebut tanpa mempertanyakannya lagi, dan tunduk kepada pemimpin dengan senang
hati. Mereka merasa sayang terhadap pemimpin tersebut,
karena mereka terlibat secara emosional dalam misi kelompok atau organisasi. Mereka
percaya bahwa pimpinan yang kharismatik dapat memberi kontribusi terhadap
keberhasilan, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja tinggi.
4.
Konsisten terhadap
komitmen.
Konsistensi dalam melaksanakan kegiatan perlu
dipertahankan. Bagi pemimpin kependidikan memiliki sifat konsistensi sangat
diperlukan, sehingga dalam melaksanakan tugas kependidikannya tidak mudah goyah
terhadap tindakan-tindakan lain yang kurang mendukung. Selain itu untuk menjaga
kepercayaan orang lain, seorang pemimpin harus komitmen terhadap apa yang telah
diputuskannya.
Terkadang seorang pemimpin suka lupa terhadap apa yang
telah diputuskannya. Untuk menghindari kondisi seperti itu, apa pun yang telah
diputuskan seharusnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Jangan sekali-kali
membuat suatu komitmen dalam bentuk lisan. Komitmen dalam bentuk lisan
terkadang sulit untuk pembuktianya. Bagi pemimpin yang konsisten terhadap
komitmen akan memudahkan tugasnya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
5.
Mau mendengar
nasihat orang lain.
Agar pelaksanaan pendidikan secara efektif, seorang
pemimpin harus memiliki sifat mau mendengar nasihat orang lain. Hal ini akan
memudahkan kita dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Orang lain
memberikan nasihat tentunya setelah melihat apa yang telah kita lakukan.
Mungkin dalam pelaksanaannya terdapat kekurangan yang tidak kita sadari. Dengan
melihat kekurangan itu, orang lain secara ikhlas akan memberikan saran guna
perbaikan.
Bagi pemimpin yang tidak mau menerima nasihat orang
lain, tinggal tunggu kehancurannya, kenapa demikian? Orang yang tidak mau menerima nasihat orang
lain dapat digolongkan pada orang sombong, orang yang sombong tinggal menunggu
saat kehancuran.
6.
Memiliki jiwa
yang lemah lembut.
Pemimpin yang lemah lembut akan melahirkan rasa
simpatik dari orang lain yang dipimpinya.
Pemimpin yang lemah lembut cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan
segala permasalahan. Permasalahan akan cepat terpecahkan ketika jiwa seorang
pemimpin dalam keadaan tenang. Dengan ketenangan semua tindakan akan menjadi
tenang pula.
7.
Memiliki jiwa
amanah
Sifat yang tidak kalah pentingnya bagi seorang
pemimpin adalah jiwa amanah. Amanah merupakan tindakan kejujuran dan kepercayaan. Dengan kejujuran semua tindakan yang dilakukan
akan menuai hasil yang menggembirakan. Jadi seorang pemimpin dalam melaksanakan
proses pendidikan yang efektif diperlukan jiwa yang amanah.
Dari
uraian di atas dapat diambil benang merah bahwa seorang pemimpin jika ingin
sukses dalam melaksanakan tugas rutinnya baik dalam kegiatan pendidikan maupun
kegiatan umum harus mampu dan memahami akan prinsip-prinsip manajemen. Jika
akan melakukan sebuah tindakan besar,maka prinsip-prinsip manajemen mulai dari
perencanaan, pengorganisasian yang dilanjutkan oleh pengarahan dan akhirnya
pengendalian perlu laksanakan. Semua itu akan berjalan dengan benar apabila
seorang pemimpin dilandasi oleh sifat-sifat yang baik. Adapun sifat yang
dimaksud meliputi 1) harus memiliki kemampuan yang cukup, 2) memiliki
keistimewaan yang lebih daripada orang lain, 3) mempunyai kharisma dan
kewibawaan, 4) Konsisten terhadap
komitmen, 5)Mau mendengar nasihat orang lain, 6) memiliki jiwa yang lembah
lembut, dan yang paling utama adalah 7) memiliki jiwa amanah.
Jika
prinsip-prinsip manajemen yang dilandasi oleh ketujuh sifat-sifat kepemimpinan
maka hasilnya cenderung akan efektif dan berhasil.
Daftar Pustaka
Ali Muhammad Taufiq, 2004. Praktik Manajemen Berbasis Al Qur’an.
Gema Insani. Jakarta.
Harold Koontz. 1996. Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar