Senin, 19 November 2012

KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN YANG EFEKTIF

sumber : jalanjuangdakwah.blogspot.com

Kegiatan memimpin pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.  Kita ketahui bersama bahwa fungsi-fungsi manajemen itu terdiri dari perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Semua fungsi-fungsi ini jelas bagi seorang pemimpin wajib dipahami dan dilaksanakan. Hal ini merupakan sudah suatu proses jika dalam melaksanakan proses manajemen atau memimpin semua alur kegiatan ini mesti dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana tingkat kinerja seorang pemimpin dalam mengelola organisasi. Tak kalah pentingnya  dalam dunia pendidikan, fungsi-fungsi manajemen perlu dipahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 

Dimulai dari aspek perencanaan. Penyelenggaraan pendidikan agar terarah semestinya harus direncanakan dengan matang, perlu dipertimbangkan apa, bagaimana, kenapa, kapan dan untuk siapa pendidikan dilaksanakan. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan lebih jelas tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dengan perencanaan yang baik maka kecenderungan faktor-faktor penghambat akan terantisipasi sedini mungkin.  Seorang pemimpin kependidikan yang baik, tentunya tahu apa yang seharusnya dilakukan dalam melaksanakan pendidikan, kemudian bagaimana pendidikan itu semestinya dilaksanakan,  kenapa pendidikan itu dilaksanakan.
Ketika sudah tahu jawaban “kenapa”, “oleh siapa”, “kapan”, “dimana” pelaksanaan pendidikan maka tindakan selanjutnya bagaimana merancang sistem kerjanya. Apabila semua pertanyaan –pertanyaan perencaan sudah relatif terjawab, maka dibutuhkan pengorganisasian.
Fungsi pengorganisasian merupakan langkah ke dua yang harus dilakukan oleh pemimpin kependidikan, tujuannya adalah untuk mengorganisir tatanan kebutuhan dalam pelaksanaan butir-butir perencanaan. Dalam proses pengorganisasian, seorang pemimpin mesti pintar dalam memilih dan memilah personal dengan tugasnya. Jangan sampai memberikan tugas kepada bukan yang ahlinya.
Suatu kecelakaan jika seorang pemimpin salah memilih dan menempatkan orang dalam melaksanakan tugas fungsi manajemen.  Kewajiban pemimpin dalam fungsi pengorganisasian adalah memberikan tugas pokok dan fungsi kepada rekan kerjanya. Hal ini untuk memudahkan mereka dalam melaksanakan tugas dan fungsi kerjanya. Maka dari itu seorang pemimpin harus tahu rincian kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
Setelah  rincian kerja sudah tertata dan tersusun dengan baik, kemudian pimpinan mensosialisasikannya kepada staf/partner kerjanya dengan tujuan para staf/partner kerja memahami akan tugas dan fungsinya sebagai staf. 
Proses pemberian atau sosialisasi terhadap tugas dan fungsi kerja dilakukan sekaligus dengan  memberikan pengarahan. Tugas pimpinan kependidikan harus mampu mengarahkan para stafnya/partner kerjanya dengan tujuan agar para staf/partner kerja tidak melenceng dari tugas dan fungsinya sebagai pegawai.
Dalam pelaksanaan pengarahan semestinya pimpinan jangan berlaga seperti menggurui, pada dasarnya kecenderungan orang tidak suka digurui, apalagi kalau bawahannya itu lebih tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengajak diskusi dan tukar pikiran terhadap pengawai yang memang perlu pengarahan sehingga dengan demikian mereka akan merasa senang dan mau untuk melakukan perubahan atas tugas dan fungsinya yang diberikan. Arahan-arahan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap para partner kerjanya akan ditinjau melalui cara pengendalian.
Pengendalian ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan manajemen agar semua pekerjaan tidak menjalar ke mana keluar dari rel yang telah ditetapkan.  Fungsi pengendalian ini penting, hal ini untuk mengukur sejauhmana tindakan para staf/partner kerja dalam melaksanakan proses pendidikan. 
Untuk menjalankan sistem pendidikan dalam dunia pendidikan seorang pemimpin bukan hanya memahami dan mengerti serta mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, tetapi ada hal yang lebih penting yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan kependidikan dalam melaksanakan tugasnya guna mengefektifkan proses pendidikan yaitu sifat kepemimpinan. Salah satu dari indikator tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Pimpinan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup.
Pimpinan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup diharapkan akan mampu untuk mengendalikan manajemen kependidikan. Semakin besar kemampuan dan pengetahuannya terhadap kependidikan maka pengaruhnya akan semakin kuat.  
2.      Harus memiliki keistimewaan yang lebih daripada orang lain.
Dengan keistimewaan seorang pemimpin kependidikan akan memiliki daya beda sehingga dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan diharapkan memberikan warna beda.
3.      Mempunyai kharisma dan kewibawaan
House berpendapat bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai dampak yang dalam terhadap anggota organisasi, mereka merasakan bahwa keyakinan-keyakinan pemimpin tersebut adalah benar. Mereka menerima pemimpin tersebut tanpa mempertanyakannya lagi, dan tunduk kepada pemimpin dengan senang hati. Mereka merasa sayang terhadap pemimpin tersebut, karena mereka terlibat secara emosional dalam misi kelompok atau organisasi. Mereka percaya bahwa pimpinan yang kharismatik dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja tinggi.
4.      Konsisten terhadap komitmen.
Konsistensi dalam melaksanakan kegiatan perlu dipertahankan. Bagi pemimpin kependidikan memiliki sifat konsistensi sangat diperlukan, sehingga dalam melaksanakan tugas kependidikannya tidak mudah goyah terhadap tindakan-tindakan lain yang kurang mendukung. Selain itu untuk menjaga kepercayaan orang lain, seorang pemimpin harus komitmen terhadap apa yang telah diputuskannya.
Terkadang seorang pemimpin suka lupa terhadap apa yang telah diputuskannya. Untuk menghindari kondisi seperti itu, apa pun yang telah diputuskan seharusnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Jangan sekali-kali membuat suatu komitmen dalam bentuk lisan. Komitmen dalam bentuk lisan terkadang sulit untuk pembuktianya. Bagi pemimpin yang konsisten terhadap komitmen akan memudahkan tugasnya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
5.      Mau mendengar nasihat orang lain.
Agar pelaksanaan pendidikan secara efektif, seorang pemimpin harus memiliki sifat mau mendengar nasihat orang lain. Hal ini akan memudahkan kita dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Orang lain memberikan nasihat tentunya setelah melihat apa yang telah kita lakukan. Mungkin dalam pelaksanaannya terdapat kekurangan yang tidak kita sadari. Dengan melihat kekurangan itu, orang lain secara ikhlas akan memberikan saran guna perbaikan.
Bagi pemimpin yang tidak mau menerima nasihat orang lain, tinggal tunggu kehancurannya, kenapa demikian?  Orang yang tidak mau menerima nasihat orang lain dapat digolongkan pada orang sombong, orang yang sombong tinggal menunggu saat  kehancuran.
6.      Memiliki jiwa yang lemah lembut.  
Pemimpin yang lemah lembut akan melahirkan rasa simpatik dari orang lain yang dipimpinya.  Pemimpin yang lemah lembut cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan segala permasalahan. Permasalahan akan cepat terpecahkan ketika jiwa seorang pemimpin dalam keadaan tenang. Dengan ketenangan semua tindakan akan menjadi tenang pula.
7.      Memiliki jiwa amanah
Sifat yang tidak kalah pentingnya bagi seorang pemimpin adalah jiwa amanah. Amanah merupakan tindakan kejujuran dan  kepercayaan.  Dengan kejujuran semua tindakan yang dilakukan akan menuai hasil yang menggembirakan. Jadi seorang pemimpin dalam melaksanakan proses pendidikan yang efektif diperlukan jiwa yang amanah. 

Dari uraian di atas dapat diambil benang merah bahwa seorang pemimpin jika ingin sukses dalam melaksanakan tugas rutinnya baik dalam kegiatan pendidikan maupun kegiatan umum harus mampu dan memahami akan prinsip-prinsip manajemen. Jika akan melakukan sebuah tindakan besar,maka prinsip-prinsip manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian yang dilanjutkan oleh pengarahan dan akhirnya pengendalian perlu laksanakan. Semua itu akan berjalan dengan benar apabila seorang pemimpin dilandasi oleh sifat-sifat yang baik. Adapun sifat yang dimaksud meliputi 1) harus memiliki kemampuan yang cukup, 2) memiliki keistimewaan yang lebih daripada orang lain, 3) mempunyai kharisma dan kewibawaan,  4) Konsisten terhadap komitmen, 5)Mau mendengar nasihat orang lain, 6) memiliki jiwa yang lembah lembut, dan yang paling utama adalah 7) memiliki jiwa amanah.
Jika prinsip-prinsip manajemen yang dilandasi oleh ketujuh sifat-sifat kepemimpinan maka hasilnya cenderung akan efektif dan berhasil.


Daftar Pustaka
Ali Muhammad Taufiq, 2004. Praktik Manajemen Berbasis Al Qur’an. Gema Insani. Jakarta.
Harold Koontz. 1996. Manajemen. Erlangga. Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Pages